Menkeu Optimis Pertumbuhan 6,4 Persen

. Friday, April 4, 2008
  • Agregar a Technorati
  • Agregar a Del.icio.us
  • Agregar a DiggIt!
  • Agregar a Yahoo!
  • Agregar a Google
  • Agregar a Meneame
  • Agregar a Furl
  • Agregar a Reddit
  • Agregar a Magnolia
  • Agregar a Blinklist
  • Agregar a Blogmarks

Meskipun risiko pelambatan ekonomi dirasakan semakin besar akibat tekanan gejolak dan krisis pangan dan energi dunia, pemerintah menyatakan optimismenya target pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 6,4 persen masih tetap bisa dicapai. Asalkan, kebijakan ekonomi dikelola secara ketat dan berhati-hati.

Demikian disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjawab pers, seusai rapat kecil yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Komplek Istana, Jakarta, Kamis (3/4).

"Untuk mencapai target pertumbuhan 6,4 persen risiko penurunannya memang menjadi semakin lebih besar. Akan tetapi, saya katakan 6,4 persen ada dalam range (kisaran) dan kita melihat potensi untuk mencapai itu masih ada. Asalkan, seluruh kebijakan pemerintah memberikan bantalan pengaman terhadap tekanan-tekanan eksternal itu bisa diatur lebih baik lagi," ujar Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi yang dihadapi sekarang ini harus berhadapan dengan berbagai beban seperti, di satu sisi pilihan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, dan di sisi lain, keinginan mencapai stabilisasi harga.

Upaya mencapai pertumbuhan harus disandingkan secara hati-hati dengan upaya menjinakkan tekanan inflasi yang masih tinggi. "Karena itu, kebijakan pemerintah yang dilakukan akan selektif terhadap sejumlah kebijakan seperti penurunan inflasi, agar tidak memukul potensi pertumbuhan ekonomi. Kita akui, pilihan kebijakannya memang semakin lama makin terbatas," akunya.

Sri Mulyani mengharapkan, bantalan pengaman yang disiapkan pemerintah agar tekanan gejolak ekonomi tidak terlalu berpengaruh terhadap ekonomi nasional, sejauh ini dapat berjalan dengan baik.

"Bantalan pengaman selama ini telah kita lakukan seperti dalam kebijakan fiskal. Kebijakan itu antara lain, memproteksi kenaikan harga, memberikan subsidi, memberikan beberapa keringanan pajak sampai kepada intervensi langsung seperti pada pengelolaan pemerintah untuk menaikkan daya beli dengan menciptakan pertumbuhan melalui program pembangunan infrastruktur," katanya.

Adapun Menko Perekonomian Boediono, mempersilakan lembaga-lembaga dunia membuat perkiraan-perkiraan, mengingat Indonesia juga memiliki perkiraan dengan asumi-asumsi yang berbeda. Bank Pembangunan Asia (ADB) sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2008 akan turun dan hanya mencapai 6 persen. Padahal, pemerintah pada perubahan APBN 2008 sebesar 6,4 persen.


0 comments: