purba subscriptions in Google Reader

. Friday, June 13, 2008
0 comments

purba subscriptions in Google Reader

Alpukat

. Tuesday, June 10, 2008
0 comments

Anda tentu mengenal buah alpukat, buah berdaging lembut dan tebal ini sudah pasti tidak asing lagi di telinga Anda. Bahkan mungkin sudah menjadi buah favorit Anda dan keluarga. Alpukat bisa disajikan sebagai jus buah, campuran es buah, dibuat camilan bersama salad buah, atau dicampur dalam menu favorit Anda lainnya.

Alpukat disinyalir berasal dari Amerika Tengah (Meksiko, Peru, Venezuela), namun ada juga yang mengatakan alpukat berasal dari wilayah Persia. Diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18.

Alpukat mengandung 20-30 kali lemak lebih banyak dari buah lainnya, namun jangan khawatir karena kandungan lemak dalam alpukat dapat meningkatkan Low-Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol baik. Kandungan lemak dalam alpukat yang merupakan lemak tak jenuh, dapat menjadi energi yang cukup tinggi.

Dalam satu buah alpukat, terkandung 95 miligram (mg) fosfor, 23 mg kalsium, 1,4 mg zat besi, 9 mg sodium, 1,3 mg potassium, 8,6 mg niacin, 660 Internastional unit (IU) vitamin A dan 82 mg vitamin C. Selain itu, alpukat juga mengandung mineral yang berguna mengatur fungsi tubuh dan menstimulasi pertumbuhannya.

Selain beberapa kandungan tadi, alpukat juga merupakan sumber vitamin E dan B yang baik. Adanya kandungan serat pada alpukat dapat membantu melancarkan pencernaan. Karbohidrat dan lemak tak jenuhnya juga mampu menurunkan kadar kolesterol.

Berbagai kandungan dalam buah dengan nama latin Persea Americana Mill ini, juga mampu melembabkan kulit, membantu regenerasi darah merah, mengatasi anemia, mencegah konstipasi dan malnutrisi. Alpukat pun juga mampu menangkal radikal bebas, dan membantu produksi antibodi.

Banyaknya manfaat yang bisa diambil dari buah alpukat membuat buah ini menjadi istimewa dimata peminatnya. Jadi, jangan ragu memilih alpukat sebagai buah favorit Anda.

Cegah Influenza dengan Vaksin

.
0 comments

Influenza, meski terbilang penyakit ringan, sering kali merepotkan penderitanya. Penyakit yang lazim disebut sebagai flu itu sering kali membuat penderitanya terpaksa absen bekerja atau sekolah. Imunisasi influenza bisa menjadi solusinya.

Menurut spesialis anak dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, dr Cissy Kartasasmita, masyarakat Indonesia umumnya mengenal influenza sebagai penyakit pilek yang dapat diobati dengan obat-obatan seperti parasetamol yang dijual bebas. Padahal, obat-obatan tersebut hanya membantu mengatasi gejala influenza dan tidak dapat melumpuhkan virus influenza.

"Akibatnya, penyakit akan tetap berlanjut, bahkan dapat menyebabkan komplikasi reguler," ujar dr Cissy dalam acara peluncuran Indonesian Influenza Foundation (IIF) di Jakarta, Sabtu (31/5).

Menurutnya, ada cara yang cukup efektif untuk mencegah serangan flu. Yakni dengan vaksin influenza. Sayangnya, kurangnya sosialisasi dari pemerintah dan edukasi dari petugas medis menyebabkan vaksin itu kurang dikenal secara luas oleh masyarakat.

Selain itu, biaya untuk vaksin flu itu juga relatif mahal. Hal itu berbeda dengan kondisi di negara-negara maju. Di sana, imunisasi influenza bisa diperoleh secara gratis seperti halnya imunisasi polio di Indonesia.

"Untuk anak usia tiga tahun ke bawah, biaya vaksinasi Rp60 ribu sekali suntik. Sementara itu, untuk orang dewasa dan kaum lanjut usia harganya bisa dua kali lipat. Idealnya vaksinasi tersebut harus dilakukan secara rutin tiap tahun sekali," ujar Cissy.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Divisi Imunologi dan Alergi Fakultas Kedokteran Indonesia dr Samsuridjal Djauzi mengungkapkan saat ini vaksinasi flu lebih efektif dan sudah tersedia, namun memang belum dikenal secara luas oleh masyarakat.

Menurutnya, pemberian vaksinasi flu terutama ditujukan pada anak-anak, orang dengan usia lanjut, orang dengan penyakit kronis, dan petugas medis yang banyak bersinggungan dengan pasien. "Namun tidak menutup kemungkinan bagi orang dewasa yang sehat dan memiliki imunitas tubuh cukup kuat untuk melakukan vaksinasi," ujar Prof Samsuridjal.

Meski pada umumnya influenza akan sembuh dengan sendirinya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sedikitnya setiap tahun, 3-5 juta orang di dunia terjangkit virus influenza yang mengakibatkan 250 ribu-500 ribu orang meninggal dunia.

Di Asia Tenggara, penyakit influenza terjadi sepanjang tahun dengan puncak kejadian pada musim penghujan. Setiap tahun, influenza musiman menyerang kira-kira satu dari sepuluh orang dewasa dan satu dari tiga anak-anak.

Influenza merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang disebabkan virus influenza tipe A dan B. Influenza dapat menular dan dapat dicirikan munculnya gejala klinis berat yang sangat tiba-tiba dan berdampak ke seluruh tubuh. Seperti, batuk parah, pusing, nyeri otot yang disertai rasa sakit, demam dan kelelahan atau lemas. Gejala-gejala itu muncul akibat langsung dari replikasi virus yang mengakibatkan influenza.

Bawang Putih Segar Lebih Berkhasiat

.
0 comments

Ketika Anda memutuskan untuk membuat satu resep masakan dengan bumbu yang mengandung bawang putih, pilihlah bawang putih yang masih segar. Ada banyak di pasaran kini dijual bawang putih botolan, bawang putih bubuk, atau bawang putih yang sudah tersedia dalam kemasan.

Mungkin bawang putih 'instan' tersebut bermaksud untuk memudahkan Anda, tapi ternyata ada beberapa hal yang membuat khasiat asli bawang putih malah hilang karena proses kimia.

Bawang putih yang masih segar lebih baik untuk Anda, berdasarkan penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh Komunitas Kimia Amerika, Journal of Agricultural and Food Chemistry.

Penelitian di Jepang membandingkan antara bawang putih segar dengan bawang putih yang telah diawetkan dalam air, alkohol dan minyak sayur, yang secara rinci menakar komposisi yang disebut allicin. Allicin adalah komposisi aktif pada bawang putih dan zat yang 'bertanggung jawab' atas baunya yang khas.

Allicin merupakan zat antibakteri yang ada pada bawang putih. Beberapa studi menunjukkan bahwa allicin membantu melawan infeksi dan membantu mencegah bakteri yang menyebabkan keracunan pada makanan.

Beberapa penelitian menyarankan bahwa dengan campuran senyawa dalam bawang putih dapat membantu mencegah penyumbatan darah dan beberapa kanker.

Tim peneliti menyatakan bahwa bawang putih segar lebih stabil dan menjaga kadar tertinggi allicin dari pada bawang putih yang telah diawetkan.

purba subscriptions in Google Reader

. Tuesday, June 3, 2008
0 comments

Palm Oil >>>>> purba subscriptions in Google Reader